Suhu panas yang terjadi di Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya belum akan berakhir. Sepanjang pekan lalu, suhu rata-rata di Jakarta mencapai 30°C, kontras dengan suhu rata-rata sebesar 26,4C. Suhu panas di Jakarta belum seberapa.

Pada 23 April lalu, suhu di Kota Palu mencapai 37,8C. Sementara di Kabupaten Deli Serdang, suhu panas rata-rata sepanjang pekan lalu mencapai 37,1C. Suhu panas di Medan mencapai 36,6C.

Kabupaten Kapuas Hulu, Kota Sidoarjo dan Kota Bengkulu juga merasakan suhu udara rata-rata 36,6C sepanjang pekan lalu. Asia Tenggara, termasuk Indonesia, saat ini sedang terhempas suhu panas yang belum terjadi sebelumnya.

Cuaca Panas di Filipina Menguak Kota Tenggelam

Seluruh siswa di Filipina diperintahkan untuk tinggal di rumah pada 28 April-4 Mei 2024. Hingga saat ini, pembelajaran sekolah dari rumah masih dilakukan di beberapa wilayah Filipina yang terpapar suhu panas menyengat.

Perintah ini diumumkan usai badan cuaca negara itu, Pagasa mengingatkan bahwa indeks panas—suhu sebenarnya yang dirasakan tubuh—diperkirakan berada di 45C. Perkiraan indeks panas tersebut terbilang berbahaya karena dapat memicu sengatan panas (heat strokes) jika terpapar terlalu lama.

Suhu dan gelombang panas itu membuat pusat perbelanjaan dengan pendingin udara di Manila penuh. Banyak orang mencari kesejukan ketuka suhu udara melonjak hingga 38,8C.

Panas ekstrem juga menurunkan ketinggian air di waduk Pantabangan di Provinsi Nueva Ecija, Filipina. Gereja tua, batu nisan dan kota berusia 300 tahun yang terbenam dalam waduk itu kini tampak.  Ketinggian air di waduk ini turun 26 meter sepanjang tahun ini. Ketinggian air juga tujuh meter lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Kamboja: Gelombang Panas Memicu Ledakan di Pangkalan Militer

Kamboja mengalami suhu tertinggi dalam 170 tahun terakhir. Departemen Meteorologi Myanmar melaporkan bahwa tujuh kota kecil di bagian tengah Magway, Mandalay, Sagaing dan Bago mengalami suhu tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lembaga itu menyebut bahwa suhu di sejumlah wilayah di Kamboja mencapai 43-45C hingga 14 Mei mendatang.

Pemerintah Kamboja juga menyebutkan bahwa gelombang panas memicu ledakan amunisi yang menewaskan 20 orang di sebuah pangkalan militer. Meskipun tidak dijelaskan lebih rinci secara ilmiah.

61 Orang Meninggal Akibat Sengatan Panas di Thailand

Departemen Meteorologi Thailand memprediksi suhu sepanjang April mencapai 43-45C. Temperatur ini lebuh tinggi 1-2C dibandingkan tahun sebelumnya. Pemerintah Kota Bangkok juga menerbitkan peringatan panas ekstrem. Indeks panas diperkirakan mencapai 52C. Pada 24 April 2024, temperatur di ibu kota Thailand ini mencapai 40,1C.

Gelombang panas memicu kelangkaan air dan berdampak secara ekonomi pada sektor pariwisata Thailand. Gelombang panas ini juga menimbulkan korban jiwa. Hingga 10 Mei 2024, tak kurang dari 61 orang meninggal dunia akibat sengatan panas.

Gelombang Panas dan Pemanasan Global

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Fachri Radjab menjelaskan bahwa gelombang panas banyak melanda sejumlah negara di Asia disebabkan oleh tiga faktor.

Pertama, “gerakan semu matahari pada akhir April dan awal Mei ini berada di atas lintang 10 derajat Lintang Utara yang bertepatan dengan wilayah-wilayah Asia Tenggara daratan. Ini menyebabkan penyinaran matahari sangat terik dan memberikan kondisi yang panas,” katanya di Jakarta, Senin (6/5/2024)

Lalu, kata dia, saat ini terjadi anomali iklim El Niño, yaitu fenomena menghangatnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang berdampak pada musim kemarau lebih terik dan panjang di negara-negara sekitar Kawasan Samudra pasifik.

“Analisis data historis menunjukkan bahwa saat terjadi El Nino, wilayah Asia Tenggara daratan akan mengalami anomali suhu hingga mencapai 2 derajat di atas normal pada periode Maret-April-Mei,” katanya.

Namun, pengaruh pemanasan global juga berdampak pada gelombang panas dan suhu menyengat yang terus meningkat dari tahun ke tahun. “Kombinasi ketiga faktor tersebut menyebabkan suhu udara pada April-Mei ini menjadi sangat ekstrem di wilayah Asia Tenggara,” kata Fachri.

BMKG: Indonesia Tidak Terpapar Gelombang Panas

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa suhu panas menyengat yang dirasakan di sejumlah kota-kota besar di Indonesia saat ini, bukan gelombang panas. “Melainkan suhu panas seperti pada umumnya,” kata dia di Jakarta, Senin (6/5/2024).

Suhu panas yang terjadi, kata dia, merupakan akibat dari panasnya permukaan—dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan curak hujan. “Kondisi maritim Indonesia dengan laut yang hangat dan topografi pegunungan mengakibatkan naiknya gerakan udara. Sehingga dimungkinkan terjadinya penyanggaan atau buffer kenaikan temperatur secara ekstrem. Inilah yang menyebabkan tidak terjadinya gelombang panas di wilayah Indonesia.

Meski suhu terasa menyengat di sejumlah kota di Indonesia, di saat yang sama, ada wilayah yang justru mengalami hujan lebat dengan petir dan angin kencang. Suhu panas yang dirasakan di sejumlah kota besar di Indonesia diperkirakan baru akan usai jika musim peralihan telah berakhir. Hingga awal masih ada 76% wilayah Indonesia yang berada pada periode hujan.

Gelombang panas maupun suhu panas dapat sangat berbahaya bila berdampak pada kenaikan indeks panas dalam tubuh. Suhu tubuh yang terlalu panas dapat memicu sengatan panas (heatstroke) dan menyebabkan kegagalan fungsi organ dalam tubuh. Untuk menghadapinya, masyarakat sebaiknya menghindari aktivitas fisik atau yang terlalu berat di luar ruangan. Banyak mengkonsumsi air juga dapat menjadi upaya menurunkan panas tubuh.

Dampak Perubahan Iklim Terparah 2023 di Asia

Cuaca ekstrem di Asia Tenggara ini bukan yang pertama. Pada April lalu, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) melaporkan bahwa Asia masih menjadi wilayah yang paling rentan bencana pada 2023. Banjir dan badai yang menghempas negara-negara di Asia menyebabkan jumlah korban jiwa dan kerugian ekonomi tertinggi yang pernah dilaporkan

Dampak gelombang panas pada tahun lalu di Asia juga lebih parah. Laporan itu juga menyoroti percepatan indikator-indikator utama perubahan iklim seperti suhu permukaan, penyusutan gletser, dan kenaikan permukaan laut, yang akan berdampak besar bagi masyarakat, perekonomian, dan ekosistem di kawasan.

Pada tahun 2023, suhu permukaan laut di barat laut Samudra Pasifik mencapai rekor tertinggi. Bahkan Samudra Arktik pun mengalami gelombang panas laut. Asia mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan rata-rata global. Tren pemanasan global meningkat hampir dua kali lipat sejak periode 1961–1991. Laporan WMO ini merupakan penanda bahwa upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim harus segera dilakukan secara menyeluruh di semua penjuru bumi.

REFERENSI
  1. https://wmo.int/publication-series/state-of-climate-asia-2023
  2. https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=bmkg-peralihan-musim-jadi-penyebab-suhu-udara-gerah&tag=press-release&lang=ID
  3. https://www.aljazeera.com/gallery/2024/5/1/southeast-asia-swelters-in-record-setting-heatwave
  4. https://www.theguardian.com/world/article/2024/may/03/philippines-pantabangan-town-heatwave-damn-dries-up
  5. https://www.bmkg.go.id/berita/?p=bmkg-waspada-potensi-cuaca-ekstrem-masih-mengintai-di-period-peralihan- Musim&lang=ID&tag=press-release
  6. https://www.washingtonpost.com/weather/2024/04/30/southeast-asia-heat-india-thailand-philippines/
  7. https://www.accuweather.com/
  8. https://news.un.org/en/story/2024/04/1148886

Eksplorasi konten lain dari Ekosentris.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan komentar

Eksplorasi konten lain dari Ekosentris.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca