Para penonton konser Coldplay pada tur “Music of the Spheres” tentu memahami upaya band asal Inggris itu untuk menerapkan konser ramah lingkungan (sustainability concert). Konser ramah lingkungan, yakni konser yang berusaha meminimalkan dampak penyelenggaraan acara musik terhadap lingkungan.
Konser dan pertunjukan langsung (live performance) diyakini menjadi salah satu penyumbang emisi karbon. Para Ilmuwan dari Tyndall Centre Manchester menyebutkan konser dan pertunjukan langsung menghasilkan 405 ribu ton emisi gas rumah kaca setiap tahunnya. Dari angka tersebut, 34 persen berasal dari venue, 33 persen dari perjalanan penonton, dan sisanya berasal dari perjalanan band, akomodasi, suvenir, dan promosi.
Untuk mengurangi emisi konser hingga 50%, Coldplay menerapkan strategi yang disebut: reduce, reinvent, dan restore. Reduce atau mengurangi emisi dengan cara mengurangi konsumsi dan mendaur ulang. Reinvent atau mendukung teknologi hijau baru dan mengembangkan metode tur karbon super-rendah. Restore, yakni membiayai proyek yang memfokuskan pada teknologi ramah lingkungan.
Upaya Coldplay untuk mengurangi emisi mencakup penggunaan kendaraan listrik dan biofuel untuk kendaraan tur. Dalam perjalanan menggunakan pesawat terbang, Coldplay akan membayar biaya tambahan untuk penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar pesawat terbang ramah lingkungan.
Coldplay juga mendorong penonton menggunakan transportasi umum. Setelah konser, Coldplay akan menyebarkan kuesioner kepada penonton untuk mengetahui kendaraan yang digunakan oleh penonton menuju venue untuk mengetahui emisi yang dikeluarkan oleh penonton.
Panggung atraktif Coldplay didukung oleh perangkat yang menggunakan sumber energi daur ulang atau emisi super-rendah. Band britpop ini menggunakan energi kinetik dengan menempatkan lantai kinetik di venue sehingga penggemar dapat menari sembari menyumbangkan energi. Lampu LED, digunakan agar lebih hemat energi untuk pencahayaan panggung dan area sekitar venue.
Coldplay memiliki program “one tree for every ticket sold”, yakni menanam satu pohon untuk setiap tiket yang terjual dan mendukung proyek reforestasi di daerah yang terkena dampak deforestasi. Mereka juga bekerja sama dengan organisasi lingkungan untuk mendidik penonton tentang isu-isu lingkungan dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan.
Dalam pengurangan sampah, Coldplay menggunakan wadah minuman dan makanan daur ulang, menyediakan banyak tempat sampah daur ulang, dan menjual suvenir yang terbuat dari bahan daur ulang atau organik.

Aksi Coldplay mendorong musisi lain untuk melakukan aksi serupa. Dari Korea Selatan, YG Entertainment, yang melahirkan grup Kpop ternama seperti BigBang dan BLACKPINK, menjadi agensi hiburan Korea Selatan pertama yang mengukur emisi gas rumah kaca di konser.
YG Entertainment memperkenalkan konser ramah lingkungan untuk pertama kalinya pada [BORN PINK] FINALE di Seoul, 16-17 September 2023. Konser yang merupakan penutup tur global BLACKPINK ini menarik penonton sekitar 35.000 penggemar dari seluruh dunia, termasuk Korea. Konser BLACKPINK tersebut menghasilkan 6.000 ton emisi gas rumah kaca selama dua hari.
Data itu mendorong agensi ini menetapkan “Peta Jalan Konser Ramah Lingkungan 2030” yang memuat langkah-langkah untuk menerapkan konser ramah lingkungan untuk semua artisnya pada 2030. Tidak hanya di Korea Selatan, YG Entertainment akan berupaya menerapkan konser ramah secara global.
Tahun ini, YG Entertainment membangun infrastruktur, mengembangkan kerangka kerja, dan menetapkan proses operasional yang akan menjadi landasan penyelenggaraan konser ramah lingkungan. YG Entertainment sudah menyusun tujuh kerangka kerja untuk konser ramah lingkungan, di antaranya pengurangan emisi karbon di venue, dan tata kelola konser ramah lingkungan.
YG Entertainment juga bertekad mencegah penjualan tiket tidak sah, memerangi barang palsu untuk menjaga kekayaan intelektual, memastikan keselamatan di setiap fase konser, dan mengatur konsumsi limbah dan air.
Pada tahun ini, YG Entertainment akan memilih sejumlah konser untuk menerapkan praktik ramah lingkungan. Artis YG Entertainment yang melakukan konser tahun, yakni duo kakak-beradik AKMU dan boy group Treasure.
Pada 2027, YG Entertainment akan menerapkan konser ramah lingkungan pada semua konser artisnya di Korea Selatan. Konser ramah lingkungan belum akan diterapkan pada semua konser di luar Korea, tetapi ada beberapa kriteria seleksi untuk menentukan konser luar negeri mana yang disertakan.

Pada 2030, YG Entertainment menargetkan sudah memenuhi semua kriteria penyelenggaraan konser ramah lingkungan dengan menerapkannya di semua konser artisnya baik di Korea maupun luar Korea.
“YG percaya bahwa mengadakan konser ramah lingkungan adalah langkah penting dalam memastikan pengalaman musik live saat ini dan kegembiraan yang diberikan musik kepada penonton dapat diteruskan ke generasi mendatang,” kata Co-CEO YG Entertainment Yang Min-suk dan Hwang Bo-kyung.
Jadi tak hanya negara-negara saja yang memiliki target Nationally Determined Contribution (NDC) yang harus dicapai pada 2030. Agensi selebritas juga punya agenda ramah lingkungan yang harus dicapai pada enam tahun ke depan.






Tinggalkan komentar